Minggu, 24 Februari 2008
Sabtu, 02 Februari 2008
MANTAN PRESIDEN RI
Pak Harto tidak bisa lagi dipandang hanya sebagai pribadi seorang tua renta berusia 86 tahun yang baru saja tutup usia tapi haruslah dipandang sebagai sosok pencipta sistem dan pembawa nilai yang masih berperan penting dalam sendi sendi kehidupan bangsa Indonesia.
Segala hormat puja dan puji di media cetak maupun elektronik kiranya ditujukan kepada sosok Pak Harto sebagai seorang pribadi yang mengagumkan. Tapi semua itu membawa implikasi yang luas ditengah masyarakat.
Seandainya semua nilai nilai yang pernah beliau tanamkan pada bangsa ini ikut mati bersamanya maka pemberitaan penuh simpati dibanyak media itu tak akan menjadi persoalan.
Kini dengan gencarnya simpati dimedia masa mengangkat kembali romantisme masa masa Orde Baru dimana stabilitas nasional terjaga, ekonomi yang baik, pembangunan nasional berkesinambungan dan martabat bangsa dimata asing terpelihara.
Semua itu bisa dengan mudah dikenang oleh rakyat mengingat kondisi rakyat sekarang ini yang sedang didera oleh kesulitan multidimensi, mirip seperti kondisi Pak Harto yang wafat akibat kegagalan fungsi multiorgan.
Lalu apa salahnya? Dimana bahayanya?
Untuk menjawab pertanyaan sederhana diatas saya ingin terlebih dahulu mengulas sekilas apa yang dilakukan oleh Pak Harto dimasa Orde Baru.
***
Sebuah pandangan yang mengatakan bahwa pembangunan nasional hanya bisa dilakukan bila stabilitas nasional terjaga, lahir akibat dari tak tersentuhnya pembangunan dimasa pemerintah Orde Lama.
Revolusi yang menjadi paradigma Orde Lama berkutat lebih banyak pada masalah politik yang membuat stabilitas nasional terganggu. Dimata Pak Harto pembangunan ekonomi haruslah segera dilakukan sebagai prioritas utama.
Stabilitas nasional yang diusahakan Pak Harto ditempuh dalam pengawalan militer dengan menggunakan Dwi Fungsi ABRI sebagai instrumen. Pembangunan menjadi paradigma Orde Baru, tampil sama sekali menggantikan paradigma Orde Lama.
Orde Lama ditutup dengan segel berdarah 500 juta lebih rakyat yang dituduh sebagai anggota PKI, partai terlarang yang dianggap manifestasi Orde Lama. Dengan pandangan baru dan harapan yang menggebu gebu akan kemakmuran, semua orang pada masa itu menggantungkan harapan begitu saja pada Orde Baru.
Hingga peristiwa demi peristiwa yang dimulai sejak peristiwa Malari 1974 beberapa kalangan (termasuk penggagas Orde Baru itu sendiri) mulai menyadari bahwa stabilitas nasional yang dimaksud sebagai prasyarat pembangunan memiliki harga yang sangat mahal yang harus dibayar.
Berbekal stabilitas itu pembangunan digelindingkan dan membawa hasil yang signifikan. Cukup untuk menghibur rakyat yang lapar sejak kemerdekaan diraih tahun 45.
Minyak dan Gas Bumi menjadi tumpuan utama pembiayaan pembangunan. Dengan dalih menambah akselerasi pembangunan, Pertamina dibawah pimpinan Ibnu Sutowo meminjam uang dari lembaga keuangan asing sebesar 10 milyar dollar. Inilah kali pertama Indonesia berhutang luar negeri dalam jumlah besar.
Hutang demi hutang dibuat, tidak hanya negara, sektor swastapun ikut ikutan berhutang dengan menjual potensi ekonomi Indonesia yang kian tumbuh pesat karena pembangunan.
Pembangunan memang berjalan dan berkembang tapi seiring dengan itu hutang juga berkembang. Layaknya sebuah bangunan ekonomi sebuah negara harus memiliki dasar yang kuat. Dasar yang dipakai oleh Pak Harto untuk membangun adalah hutang luar negeri.
Tapi beliau melakukannya dengan baik sekali. Teratur dan terencana. Banyak hal yang bisa diraih diberbagai bidang dengan keteraturan ini. Pendidikan, kesehatan, pangan, ketenteraman, prestasi olahraga di berbagai event (SEA Games & Asian Games), keluarga berencana, kedaulatan wilayah dan bahkan wibawa bangsa dimata asing.
Hanya saja konsep kekuasaan Jawa yang beliau terapkan dalam pemerintahan tidak memungkinkan kalangan yang berada diluar lingkaran-dalam untuk bisa mengembangkan diri.
Konsep kekuasaan ini harus dimengerti oleh pihak pihak yang ingin berkembang. Pemahaman atas konsep ini akhirnya ditransfer ke masyarakat luas yang oleh karena berlangsung dalam kurun waktu yang sangat lama maka telah diadopsi dari hanya sekedar pemahaman konsep menjadi nilai nilai.
Nilai bahwa kritik itu tak sopan dan tak perlu, nilai bahwa nepotisme itu lumrah, nilai bahwa kolusi itu cerdas, nilai bahwa korupsi itu wajar dan menyenangkan, nilai bahwa kekerasan itu adalah solusi.
Semua nilai nilai itu mengiringi pembangunan dan dicerna sebagai hasil dari nilai nilai itu. Kalau tidak mengamalkan nilai nilai itu maka pembangunan tak akan berhasil. Saking pentingnya nilai nilai itu maka dipertontonkan dalam bentuk simbol simbol seperti Pendopo Gubernuran atau Kabupaten, masjid berkubah Joglo, dan masih banyak lagi. Terjadi imitasi konsep kekuasaan hingga ke daerah daerah. Singkatnya Jawanisasi.
Nilai nilai ini menjadi seolah olah kekal karena telah diadopsi sebagai budaya. Dalam banyak proyek pemerintah kalau tak menyetor uang pada pejabat maka jangan harap tender dimenangkan. Bahkan dalam perusahaan swasta, budaya itu juga berkembang.
Untuk bisa kebagian jatah pembangunan maka harus mengikuti budaya yang berlaku. Itulah harga yang harus dibayar untuk pembangunan versi Pak Harto.
***
Menanggapi soal hutang luar negeri yang menggunung itu Pak Harto melontarkan teori bahwa hasil pembangunan berupa BUMN BUMN bila dijual akan mampu melunasi semua hutang hutang luar negeri Indonesia.
Segala macam peringatan akan rapuhnya fondasi ekonomi yang dibangun Pak Harto dianggap angin lalu. Bahkan oleh ulah cecunguk cecunguk yang hanya mau mencari keuntungan pribadi dengan segala status dan reputasinya memberi pembenaran atas segala keputusan dan kebijakan Pak Harto.
Dalam iklim ekonomi seperti ini konglomerasi tak terbendung. Terutama oleh kalangan terdekat yaitu kroni dan keluarganya. Konglomerasi sebagai manifestasi Orde Baru dianggap hal wajar dan sehat sehat saja.
Sampai akhirnya krisis moneter melanda akhir tahun 97. Badai krisis ini dengan mudah merobohkan pilar perekonomian dan mengubah krisis moneter menjadi krisis ekonomi.
Nilai hutang luar negeri membengkak, menyusul anjloknya harga jual BUMN BUMN yang teorinya cukup untuk membayar hutang. Krisis ekonomi terus berlanjut menjadi krisis sosial, politik dan hingga kini krisis nilai budaya.
Krisis ini melanda tidak hanya Indonesia tapi semua negara di kawasan Asia Tenggara. Kondisi mereka beragam dan tidak sedikit pula yang mengalami ambruknya perekonomian seperti Malaysia, Thailand dan Filipina.
Mereka mati matian bangkit dari krisis seperti halnya Indonesia. Presiden Indonesia naik dan turun silih berganti tak menunjukan hasil yang benar benar menggembirakan. Tanya kenapa?
Kini negara negara tetangga tersebut sudah keluar jauh jauh hari dari krisis tapi Indonesia nampaknya masih terus berkubang didalamnya bahkan ada gejala semakin terperosok. Tanya kenapa?
Menurut Agus Pambagio seorang pengamat ekonomi publik gejala ini bisa dilihat dari naiknya harga sembako sejak awal tahun dengan kenaikan yang tak pernah diperkirakan sebelumnya.
Ditengah tengah kekhawatiran akan semakin terperosoknya ekonomi rakyat ini Pak Harto pergi meninggalkan nilai nilai yang dulu disemainya dan kini terus hidup subur. Nilai nilai inilah yang paling bertanggung jawab dengan ketidak mampuan bangsa Indonesia bangkit dari krisis. Terjawab sudah kenapa.
***
Reformasi mampu menurunkan Pak Harto, tapi nilai nilai yang sudah menjadi budaya itu tetap hidup. Ketika masih berkuasa Pak Harto sebagai the-god-father Orde Baru memiliki kontrol atas nilai nilai itu. Tapi begitu beliau lengser maka kendali itu tak ada lagi.
Indikasinya adalah kasus korupsi semakin terang terangan, kekerasan merajalela, mafia peradilan bahkan sampai pada tingkat Mahmakah Agung. Jaman Pak Harto memang ada korupsi tapi tak separah ini. Jaman Pak Harto memang ada kolusi tapi tak sampai tingkat lembaga tinggi negara.
Semua praktik nilai nilai Orde Baru jaman Pak Harto ditingkat lembaga tinggi negara selalu dalam kendali dan skenario Pak Harto. Kini itu tak terkendali lagi. Merebak ke segala tingkat dan aspek kehidupan bangsa Indonesia.
Betapapun Reformasi menanggulanginya dengan berbagai penataan ulang tata negara tapi tetap sulit sekali mengatasi praktik atas nilai nilai Orde Baru itu.
Nilai nilai itu tetap hidup dan menjadi bahaya laten. Bagaikan bakteri yang membuat koloni pada seonggok daging busuk. Terus tumbuh dengan subur justru ketika induk semangnya semakin membusuk.
Semua orang mengutuk Orde Baru dan Pak Harto tapi nilai nilainya tetap dipakai. Bahkan oleh pengusung utamanya yakni Golkar ikut nimbrung mengutuk nilai itu dengan membawa citra baru yaitu “Golkar dengan Paradigma Baru”.
Tapi apa yang pertontonkan belakangan ini oleh para petinggi Golkar memperlihatkan bahwa nilai itu masih diusung. Pak Harto ingin dimaafkan begitu saja tanpa peradilan.
Sekarang bahaya laten itu semakin nyata dikomunikasikan lewat media elektronik dengan pemberitaan pemakaman Pak Harto dengan mengangkat romantisme jaman Pak Harto secara berlebihan.
Seolah olah ingin mengatakan bahwa keadaan morat marit sekarang akibat gerakan Reformasi dan Orde Baru tidak bertanggung jawab atas semua keruwetannya. Terbukti dari hasil wawancara di televisi yang mengangkat kesan masyarakat betapa keadaan dulu lebih baik dari sekarang dan kalau bisa balik lagi keadaan seperti dulu.
Bisa saja kita mengiyakan kesan itu sebagai kerinduan akan keadaan ekonomi semata yang sebenarnya semu karena dibangun diatas hutang. Tapi kesan kesan seperti ini sangat penting dalam komunikasi politik.
Efendi Gazali seorang pakar ilmu komunikasi politik mengatakan bahwa fenomena ini bisa dijadikan momentum bagi kekuatan politik tertentu untuk menggiring opini dan akhirnya dukungan.
Walaupun Prof Kacung Marijan seorang pakar ilmu politik meragukan akan hal itu tapi perkembangannya menghawatirkan karena kesan kesan romantisme Pak Harto seperti itu terus saja ditampilkan ke publik lewat berbagai acara di televisi bahkan sampai acara infotainment yang menjadi tontonan favorit ibu ibu.
Hentikan semua itu karena itu berbahaya. Membuai rakyat yang susah, lapar dan amnesia dengan romantisme semu masa lalu. Pembangunan berbasis hutang terbukti rapuh dan nilai nilai Orde Baru adalah bahaya laten karena menjerumuskan bangsa pada budaya nista KKN.
Tiap tiap pemimpin punya sistemnya sendiri sendiri. Sistem Orde Baru hanya berlaku pada jaman Pak Harto. Dan ia telah menyelesaikan tugas sejarahnya selama 32 tahun berkuasa. Kini tinggalkan semua nilai, sistem dan budaya itu.
Kita perlu stamina ekonomi yang kuat untuk mengarungi badai yang akan datang sebentar lagi. Badai krisis ekonomi dunia yang sudah mulai dirasakan oleh Amerika Serikat. Banyak pengamat ekonomi melihat indikasi akan hal itu dari menurunnya secara drastis pendapatan restoran cepat saji Mac Donald yang sangat digemari di AS.
Di dalam negeri sendiri kenaikan harga sembako yang tak terprediksi oleh para pengamat ekonomi menurut saya mengerikan, mengingat sebentar lagi akan ada pemilu yang sangat berkepentingan dengan politisasi keadaan. Bahkan menurut ekonom Faisal Basri, untuk pertama kali dalam sejarah APBN yang baru diumumkan satu bulan oleh pemerintah sudah akan direvisi.
Rakyat didesa desa yang tidak menyadari bahwa kesulitan sekarang ini adalah akibat dari akumulasi praktik nilai nilai Orde Baru akan dengan mudah dikelabui dengan mendramatisasi kesulitan hidup dan mengiming-ngimingi kemakmuran jaman Pak Harto. Janji janji manis akan diumbar dengan menggunakan simbol simbol Pak Harto dan ajakan kembali ke sistem Pak Harto.
Hentikan.. sekali lagi hentikan pemberitaan romantisme semu itu…
Kamis, 31 Januari 2008
new-moel
Selasa, 29 Januari 2008
hati-hati pekerjaan membunuh anda
Di zaman modern ini, kebanyakan orang mencurahkan seluruh perhatian dan waktunya pada pekerjaan, seakan hidup ini hanya untuk bekerja. Kalau memang Anda termasuk orang seperti itu, sebaiknya berhati-hati. Karena tekanan dalam pekerjaan dapat membunuh Anda. Stres yang ditimbulkan oleh pekerjaan ternyata dapat mempengaruhi keadaan biologis tubuh.
Tarani Chandola dari Universitas London melakukan penelitian pada 10 ribu pekerja di kota London. Studi dalam waktu panjang dan berskala besar itu bertujuan untuk melihat pengaruh stres pekerjaan pada gangguan jantung. Gangguan jantung memang salah satu penyakit yang dapat mengakibatkan kematian pada penderitanya.
Penyakit ini biasanya disebabkan karena tumpukan lemak yang berlebih dalam tubuh, penyumbatan aliran darah, dan sebagainya. Dan stres pada pekerjaan disebut-sebut dapat mengakibatkan hal-hal tadi.
Minggu, 27 Januari 2008
Pak HM Suharto
JAKARTA, 27 Jan hari minggu (Bernama) -- Mantan Presiden Republik Indonesia, Suharto meninggal dunia pada pukul 1.10 petang ini waktu tempatan (2.10 waktu Malaysia) setelah berada dalam keadaan kritikal sejak awal pagi ini.
Pengumuman itu dibuat oleh bekas Menteri Setiausaha Negara Indonesia Moerdiono melalui siaran sebuah radio tempatan ke seluruh negara itu sejurus selepas pasukan Doktor Presiden yang merawat Suharto mengesahkan kematian bekas presiden itu.
Suharto, 86, memerintah Indonesia selama 32 tahun dari 1966 hingga 1998 berada dalam keadaan kritikal sejak dimasukkan ke Hospital Pusat Pertamina, Jakarta Selatan pada 4 Jan lepas.
meninggalnya suharto setelah tiga minggu dirawat di Rumah Sakit Pusat Pertamina di Jakarta, karena komplikasi jantung, paru-paru dan ginjal.
"Bapak telah kembali ke Rahmatullah," kata putri tertua Pak Harto, Siti Hardiyanti Rukmana sambil menitikkan air mata kepada para wartawan di luar rumah sakit.
"Kami meminta maaf atas kesalahan yang telah diperbuatnya selama ini." kata Tutut lagi.
Tim dokter mengatakan Suharto mengalami kegagalan multiple organ semalam.
Dokter berusaha untuk membantu Suharto, dan semoga amal ibadahnya di ampuni ALLAH SWT,Sabtu, 26 Januari 2008
100.......
01. Bersyukur apabila mendapat nikmat;
02. Sabar apabila mendapat kesulitan;
03. Tawakal apabila mempunyai rencana/program;
04. Ikhlas dalam segala amal perbuatan;
05. Jangan membiarkan hati larut dalam kesedihan;
06. Jangan menyesal atas sesuatu kegagalan;
07. Jangan putus asa dalam menghadapi kesulitan;
08. Jangan usil dengan kekayaan orang;
09. Jangan hasud dan iri atas kesuksesan orang;
10. Jangan sombong kalau memperoleh kesuksesan;
11. Jangan tamak kepada harta;
12. Jangan terlalu ambisius akan sesuatu kedudukan;
13. Jangan hancur karena kezaliman;
14. Jangan goyah karena fitnah;
15. Jangan berkeinginan terlalu tinggi yang melebihi kemampuan diri;
16. Jangan campuri harta dengan harta yang haram;
17. Jangan sakiti ayah dan ibu;
18. Jangan usir orang yang meminta-minta;
19. Jangan sakiti anak yatim;
20. Jauhkan diri dari dosa-dosa yang besar;
21. Jangan membiasakan diri melakukan dosa-dosa kecil;
22. Banyak berkunjung ke rumah Allah (masjid);
23. Lakukan solat dengan ikhlas dan khusyu;
24. Lakukan solat fardhu di awal waktu, berjamaah dan di masjid;
25. Biasakan solat malam;
26. Perbanyak dzikir dan do'a kepada Allah;
27. Lakukan puasa wajib dan puasa sunat;
28. Sayangi dan santuni fakir miskin;
29. Jangan ada rasa takut kecuali hanya kepada Allah;
30. Jangan marah berlebih-lebihan;
31. Cintailah seseorang dengan tidak berlebih-lebihan;
32. Bersatulah kerana Allah dan berpisahlah kerana Allah;
33. Berlatihlah konsentrasi fikiran;
34. Penuhi janji apabila telah diikrarkan dan mintalah maaf apabila kerana sesuatu sebab tidak dapat dipenuhi;
35. Jangan mempunyai musuh, kecuali dengan iblis/syaitan;
36. Jangan percaya ramalan manusia;
37. Jangan terlampau takut miskin;
38. Hormatilah setiap orang;
39. Jangan terlampau takut kepada manusia;
40. Jangan sombong, takabur dan besar kepala;
42. Berlakulah adil dalam segala urusan;
43. Biasakan istighfar dan taubat kepada Allah;
44. Bersihkan rumah dari patung-patung berhala;
45. Hiasi rumah dengan bacaan Al-Quran;
46. Perbanyak silaturahim;
47. Tutup aurat sesuai dengan petunjuk Islam;
48. Bicaralah secukupnya;
49. Beristeri/bersuami kalau sudah siap segala-galanya;
50. Hargai waktu, disiplin waktu dan manfaatkan waktu;
51. Biasakan hidup bersih, tertib dan teratur;
52. Jauhkan diri dari penyakit-penyakit batin;
53. Sediakan waktu untuk santai dengan keluarga;
54. Makanlah secukupnya tidak kekurangan dan tidak berlebihan;
55. Hormatilah kepada guru dan ulama;
56. Sering-sering bershalawat kepada nabi;
57. Cintai keluarga Nabi saw;
58. Jangan terlalu banyak hutang;
59. Jangan terlampau mudah berjanji;
60. Selalu ingat akan saat kematian dan sedar bahawa kehidupan dunia adalah kehidupan sementara;
61. Jauhkan diri dari perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat seperti bersembang pada perkara yang tidak berguna;
62. Bergaullah dengan orang-orang soleh;
63. Sering bangun di penghujung malam, berdoa dan beristighfar;
64. Lakukan ibadah haji dan umrah apabila sudah mampu;
65. Maafkan orang lain yang berbuat salah kepada kita;
66. Jangan dendam dan jangan ada keinginan membalas kejahatan dengan kejahatan lagi;
67. Jangan membenci seseorang kerana fahaman dan pendirian;
68. Jangan benci kepada orang yang membenci kita;
69. Berlatih untuk berterus terang dalam menentukan sesuatu pilihan;
70. Ringankan beban orang lain dan tolonglah mereka yang mendapat kesulitan;
71. Jangan melukai hati orang lain;
72. Jangan membiasakan berkata dusta;
73. Berlakulah adil, walaupun kita sendiri akan mendapatkan kerugian;
74. Jagalah amanah dengan penuh tanggung jawab;
75. Laksanakan segala tugas dengan penuh keikhlasan dan kesungguhan;
76. Hormati orang lain yang lebih tua dari kita;
77. Jangan membuka aib orang lain;
78. Lihatlah orang yang lebih miskin daripada kita, lihat pula orang yang lebih berprestasi dari kita;
79. Ambilah pelajaran dari pengalaman orang-orang arif dan bijaksana;
80. Sediakan waktu untuk merenung apa-apa yang sudah dilakukan;
81. Jangan merendah diri kerana miskin dan jangan sombong kerana kaya;
82. Jadilah manusia yang selalu bermanfaat untuk agama, bangsa dan negara;
83. Kenali kekurangan diri dan kenali pula kelebihan orang lain;
84. Jangan membuat orang lain menderita dan sengsara;
85. Berkatalah yang baik-baik atau tidak berkata apa-apa;
86. Hargai prestasi dan pemberian orang;
87. Jangan habiskan waktu untuk sekadar hiburan dan kesenangan;
88. Akrablah dengan setiap orang, walaupun yang bersangkutan tidak menyenangkan;
89. Sediakan waktu untuk berolahraga yang sesuai dengan norma-norma agama dan kondisi diri kita;
90. Jangan berbuat sesuatu yang menyebabkan fizik atau mental kita menjadi terganggu;
91. Ikutilah nasihat orang-orang yang arif dan bijaksana;
92. Pandai-pandailah untuk melupakan kesalahan orang dan pandai-pandailah untuk melupakan jasa kita;
93. Jangan berbuat sesuatu yang menyebabkan orang lain terganggu,dan jangan berkata sesuatu yang dapat menyebabkan orang lain terhina;
94. Jangan cepat percaya kepada berita jelek yang menyangkut teman kita, sebelum dipastikan kebenarannya;
95. Jangan menunda-nunda pelaksanaan tugas dan kewajiban;
96. Sambutlah huluran tangan setiap orang dengan penuh keakraban dan keramahan dan tidak berlebihan;
97. Jangan memaksa diri untuk melakukan sesuatu yang di luar kemampuan diri;
98. Waspadalah akan setiap ujian, cobaan, godaan dan tentangan.Jangan lari dari kenyataan kehidupan;
99. Yakinlah bahwa setiap kebajikan akan melahirkan kebaikan dan setiap kejahatan akan melahirkan kerosakan;
Senin, 24 September 2007
10 Tips MaKan Di BuLan RamaDhan
- 1. Berbuka dengan membaca doa. sepertri biasa (Doa berbuka)
-
- 2. Mulakan dengan minum jus buah-buahan (tanpa gula) atau air yang sedikit manis dan buah kurma 1-2
- biji disusuli dengan sembahyang maghrib dan sunat awwabin mengikut kemampuan masing-masing.
-
- 3. Bolehlah makan nasi & "noodles"
- Nasi "Noodles"
- Nasi putih Mee/ Bihun} Berkuah/ Sup
- Nasi ulam Koayteow }
- Nasi kerabu
- 4. Kurangkan pengambilan makanan yang berlemak dan berminyak.
-
- 5. Lebihkan mengambil buah-buahan dan sayur-sayuran.
-
- 6. Kunyahlah makanan dengan perlahan-lahan.
-
- 7. Berhenti makan sebelum kenyang.
-
- 8. Lebihkan minum air.
-
- 9. Selepas sembahyang terawih, bolehlah menjamu 1-2 potong kuih, buah-buah atau jus buah-buahan.
-
- 10. Bersahurlah dengan memakan makanan yang tidak berminyak dan berlemak. Pilihan yang disyorkan
- adalah seperti berikut:
-
- Nasi putih Oats/ Nestum
- Roti/ Ban Buah-buahan/ Kurma
-
- Lebihkan ikan, ayam tanpa lemak, daging pepejal (tanpa lemak), hadkan telur dan makanan laut.
Senin, 10 September 2007
Ramadhan ya ramadhan
jika semua harta adalah racun maka zakatlah penawarnya, jika seluruh umur adalah dosa maka bertaubatlah obatnya, dan jika seluruh bulan adalah noda maka ramadhan lah pemutihnya,
mohon maaf lahir dan batin semoga amal ibadah kita di terima
allah SWT 3x
selamat menunaikan ibadah puasa
hadith ramadhan
"Umatku talah dikurniakan dengan lima perkara yang istimewa yang belum pernah pun diberikan kepada sesiapa pun sebelum mereka. Bau mulut daripada seorang Islam yang sedang berpuasa adalah lebih harum di sisi Allah daripada bau haruman kasturi. Ikan-ikan di lautan memohon istighfar(keampunan) ke atas mereka sehinggalah mereka berbuka puasa. Allah mempersiapkan dan menghiasi jannah yang khas setiap hari dan kemudian berfirman kepadanya : " Masanya telah hampir tiba bilamana hamba-hambaKu yang taat akan meninggalkan segala halangan-halangan yang besar (di dunia) dan akan mendatangimu. Pada bulan ini syaitan-syaitan yang durjana dirantaikan supaya tidak menggoda mereka ke arah maksiat-maksiat yang biasa mereka lakukan pada bulan-bulan selain Ramadhan. Pada malam terakhir bulan Ramadhan (orang-orang Islam yang berpuasa ini ) akan diampunkan.Maka sahabat-sahabat Rasulullah SAW pun bertanya : "Wahai Pesuruh Allah adakah itu malam Lailatul Qadr?" Dijawab oleh Rasulullah SAW "Tidak tetapi selayaknyalah seorang yang beramal itu diberi balasan setelah menyempurnakan tugasnya"
Senin, 20 Agustus 2007
PANGGIL AKU KARTINI SAJA
MENGENANG KARTINI
Kartini berada dalam proses dari kegelapan menuju cahaya. Namun cahaya itu belum purna menyinarinya secara terang benderang, karena terhalang oleh tabir tradisi dan usaha westernisasi. Kartini telah kembali kepada Pemiliknya, sebelum ia menuntaskan usahanya untuk mempelajari Islam dan mengamalkannya, seperti yang diidam-idamkannya: Moga-moga kami mendapat rahmat, dapat bekerja membuat umat agama lain memandang agama Islam patut disukai. [Surat Kartini kepada Ny. Van Kol, 21 Juli 1902]
Bismillahirrahmanirrahiim.
Perjalanan Kartini adalah perjalanan panjang. Dan dia belum sampai pada tujuannya. Kartini masih dalam proses. Jangan salahkan Kartini kalau dia tidak sepenuhnya dapat lepas dari kungkungan adatnya. Jangan salahkan Kartini kalau dia tidak dapat lepas dari pengaruh pendidikan Baratnya. Kartini bukan anak keadaan, terbukti bahwa dia sudah berusaha untuk mendobraknya. Yang kita salahkan adalah mereka yang menyalahartikan kemauan Kartini. Kartini tidak dapat diartikan lain kecuali sesuai dengan apa yang tersirat dalam kumpulan suratnya : "Door Duisternis Tot Licht", yang terlanjur diartikan sebagai "Habis Gelap Terbitlah Terang". Prof. Haryati Soebadio (cucu tiri Ibu Kartini) - mengartikan kalimat "Door Duisternis Tot Licht" sebagai "Dari Gelap Menuju Cahaya" yang bahasa Arabnya adalah "Minazh-Zhulumaati ilan-Nuur". Kata dalam bahasa Arab tersebut, tidak lain, merupakan inti dari dakwah Islam yang artinya: membawa manusia dari kegelapan (jahiliyyah atau kebodohan hidayah) ke tempat yang terang benderang (petunjuk atau kebenaran). Di dalam Al-Quran, surat Al-Baqarah : 257, ALLah menegaskan:
ALLAH pemimpin orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan kepada cahaya. Dan orang-orang kafir pemimpinnya adalah syaitan, yang mengeluarkan mereka dari cahaya ke kegelapan. Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal didalamnya.
Kartini berada dalam proses dari kegelapan menuju cahaya. Namun cahaya itu belum purna menyinarinya secara terang benderang, karena terhalang oleh tabir tradisi dan usaha westernisasi. Kartini telah kembali kepada Pemiliknya, sebelum ia menuntaskan usahanya untuk mempelajari Islam dan mengamalkannya, seperti yang diidam-idamkannya:
Moga-moga kami mendapat rahmat, dapat bekerja membuat umat agama lain memandang agama Islam patut disukai. [Surat Kartini kepada Ny. Van Kol, 21 Juli 1902]
Kartini yang dikungkung oleh adat dan dituntun oleh Barat, telah mencoba meretas jalan menuju benderang. Tapi anehnya tak seorangpun melanjutkan perjuangannya. Wanita-wanita kini mengurai kembali benang yang telah dipintal Kartini. Sungguhpun mereka merayakan hari lahirnya, namun mereka mengecilkan arti perjuangannya. Gagasan-gagasan cemerlang Kartini yang dirumuskan dalam kamar yang sepi, mereka peringati di atas panggung yang bingar. Kecaman Kartini yang teramat pedas terhadap Barat, mereka artikan sebagai isyarat untuk mengikuti wanita-wanita Barat habis-habisan. Kartini merupakan salah satu contoh figur sejarah yang lelah menghadapi pertarungan ideologi. Jangan kecam Kartini. Karena walau bagaimana pun, beliau telah berusaha mendobrak adat, mengelak dari Barat, untuk mengubah keadaan.
Manusia itu berusaha, ALLAH lah yang menentukan. [Surat Kartini kepada Ny. Ovink Soer, Oktober 1900]
Demikian kata-kata Kartini yang mencerminkan suatu sikapnya yang tawakkal. Memang, kita manusia sebaiknya berorientasi kepada usaha dan bukan berorientasi pada hasil. Hal ini perlu, agar kita tidak kehilangan cakrawala. Agar kita tidak mengukur keberhasilan suatu perjuangan dengan batasan usia kita yang singkat. Pula agar kita tidak mudah untuk mengecam kesalahan yang dibuat oleh orang-orang sebelum kita. Bukan mustahil, jika kita dihadapkan dalam kondisi yang sama, kita pun akan berbuat hal yang serupa.
Itu adalah umat yang telah lalu; baginya apa yang diusahakannya dan bagimu apa yang kamu usahakan; dan kamu tidak akan dimintai pertanggung jawab tentang apa yang telah mereka kerjakan. [Al-Quran, surat Al-Baqarah : 134]
Kartini lahir dari keluarga ningrat jawa. Ayahnya, R.M.A.A Sosroningrat, pada mulanya adalah seorang wedana di Mayong. Ibunya bernama M.A. Ngasirah, putri dari Nyai Haji Siti Aminah dan Kyai Haji Madirono, seorang guru agama di Teluwakur, Jepara. Peraturan Kolonial waktu itu mengharuskan seorang bupati beristerikan seorang bangsawan. Karena M.A. Ngasirah bukanlah bangsawan tinggi, maka ayahnya menikah lagi dengan Raden Ajeng Woerjan (Moerjam), keturunan langsung Raja Madura. Setelah perkawinan itu, maka ayah Kartini diangkat menjadi bupati di Jepara menggantikan kedudukan ayah kandung R.A. Woerjan : R.A.A. Tjitrowikromo. Kartini adalah anak ke-5 dari 11 bersaudara kandung dan tiri. Dari kesemua saudara sekandung, Kartini adalah anak perempuan tertua. Beliau adalah keturunan keluarga yang cerdas. Kakeknya, Pangeran Ario Tjondronegoro IV, diangkat bupati dalam usia 25 tahun. Kakak Kartini, Sosrokartono, adalah seorang jenius dalam bidang bahasa. Dalam waktu singkat pendidikannya di Belanda, ia menguasai 26 bahasa: 17 bahasa-bahasa Timur dan 9 bahasa-bahasa Barat. Kartini sendiri secara formal pendidikannya hanya sampai pada tingkat Sekolah Rendah. Tapi beliau dapat memberikan kritik dan saran yang jelas kepada kebijaksanaan pemerintah Hindia Belanda pada waktu itu. Dengan nota yang berjudul: "Berilah Pendidikan kepada bangsa Jawa", Kartini mengajukan kritik dan saran kepada hampir semua Departemen Pemerintah Hindia Belanda, kecuali Departemen Angkatan Laut (Marine). Salah satu saran yang beliau ajukan kepada Departemen Kesehatan adalah sebagai berikut:
Para dokter hendaklah juga diberi kesempatan untuk melengkapi pengetahuannya di Eropa. Keuntungannya sangat menyolok, terutama jika diperlukan penyelidikan yang menghendaki hubungan langsung dengan masyarakat. Mereka dapat menyelidiki secara mendalam khasiat obat-obatan pribumi yang sudah sering terbukti mujarab. Jikalau seorang awam menceritakan bahwa darah cacing atau belut dapat menyembuhkan mata yang bengkak, mungkin ia akan ditertawakan. Namun adalah suatu kenyataan bahwa air kelapa dan pisang batu dapat dipakai sebagai obat. Soalnya, sebetulnya sangat sederhana : penyakit-penyakit dalam negeri sebaiknya diobati dengan obat-obatan dari negeri itu sendiri. Telah seringkali terjadi bahwa orang-orang sakit bangsa Eropa, teristimewa yang menderita penyakit disentri atau penyakit lain, yang oleh dokter-dokter sudah dinyatakan tak dapat disembuhkan, masih dapat ditolong oleh obat-obatan kita yang sederhana dan tidak membahayakan. Sebagai contoh, belum lama berselang, seorang gadis pribumi oleh seorang dokter dinyatakan menderita penyakit TBC kerongkongan. Dokter itu mengatakan bahwa ia hanya dapat bertahan 2 pekan dan akan meninggal dalam keadaan yang mengerikan. Dalam keadaan putus asa, ibunya membawanya kembali ke desanya untuk diobati. Dan gadis itu sembuh, menjadi sehat, tidak merasa sakit lagi dan dapat bicara kembali. Apa obatnya? Serangga-serangga kecil yang didapat di sawah, ditelan hidup-hidup dengan pisang emas. Pengobatan yang biadab? Apa boleh buat. Bagaimanapun obat itu menolong, sedang obat dokter tidak. Dokter-dokter kita, sebenarnya dapat mengumumkan kasus-kasus seperti itu, tetapi mereka tidak pernah melakukan hal demikian. Mungkin karena khawatir akan ditertawakan oleh para sarjana? Seorang dokter bumiputera yang pengetahuannya setaraf dengan rekannya bangsa Eropa, jika yakin akan sesuatu, mestinya harus berani menyatakan dan mempertahankan keyakinannya.
Dengan membaca petikan nota Kartini yang ditujukan kapada pemerintah Hindia Belanda tersebut, kita dapat memperkirakan daya nalar Kartini untuk ukuran jamannya.
Sesungguhnya adat sopan-santun kami orang Jawa amatlah rumit. Adikku harus merangkak bila hendak lalu di hadapanku. Kalau adikku duduk di kursi, saat aku lalu, haruslah segera ia turun duduk di tanah, dengan menundukkan kepala, sampai aku tidak kelihatan lagi. Adik-adikku tidak boleh berkamu dan berengkau kepadaku. Mereka hanya boleh menegur aku dalam bahasa kromo inggil (bahasa Jawa tingkat tinggi). Tiap kalimat yang diucapkan haruslah diakhiri dengan sembah.
Berdiri bulu kuduk bila kita berada dalam lingkungan keluarga bumiputera yang ningrat. Bercakap-cakap dengan orang yang lebih tinggi derajatnya, harus perlahan-lahan, sehingga orang yang didekatnya sajalah yang dapat mendengar. Seorang gadis harus perlahan-lahan jalannya, langkahnya pendek-pendek, gerakannya lambat seperti siput, bila berjalan agak cepat, dicaci orang, disebut "kuda liar". [Surat Kartini kepada Stella, 18 Agustus 1899]
Peduli apa aku dengan segala tata cara itu ... Segala peraturan, semua itu bikinan manusia, dan menyiksa diriku saja. Kau tidak dapat membayangkan bagaimana rumitnya etiket di dunia keningratan Jawa itu ... Tapi sekarang mulai dengan aku, antara kami (Kartini, Roekmini, dan Kardinah) tidak ada tata cara lagi. Perasaan kami sendiri yang akan menentukan sampai batas-batas mana cara liberal itu boleh dijalankan. [Surat Kartini kepada Stella, 18 Agustus 1899]
Menurut Kartini, setiap manusia sederajat dan mereka berhak untuk mendapat perlakuan sama. Kartini paham benar bahwa saat itu, terutama di Jawa, keningratan seseorang diukur dengan darah. Semakin biru darah seseorang maka akan semakin ningrat kedudukannya. Kartini menentang keningratan darah.
Bagi saya hanya ada dua macam keningratan : keningratan pikiran dan keningratan budi. Tidak ada yang lebih gila dan bodoh menurut persepsi saya daripada melihat orang, yang membanggakan asal keturunannya. Apakah berarti sudah beramal soleh, orang yang bergelar Graaf atau Baron? Tidak dapat mengerti oleh pikiranku yang picik ini. [Surat Kartini kepada Stella, 18 Agustus 1899]
Keningratan darah sekarang ini hanya tinggal sebagai barang antik di museum. Sebagai gantinya sekarang muncul keningratan-keningratan baru: keningratan pangkat, keningratan jabatan dan semacamnya. Puncak dari segala keningratan itu adalah keningratan ekonomi. Siapa yang paling banyak menyimpan harta, dialah yang paling ningrat. Semua dapat diatur olehnya. Keputusan dan kebijaksanaan semua orang akan berjalan erunduk-runduk di hadapan keputusan dan kebijaksanaan orang tersebut. Anehnya lagi, mereka yang mengaku sebagai Kartini-Kartini Masa Kini, tidak menentang keningratan-keningratan baru tersebut. Bahkan sebagian besar mereka menjadi korbannya, kalau tidak boleh dikatakan sebagai abdinya yang setia.
Diskriminasi yang dilakukan penjajah Belanda terhadap bumiputera, telah menjatuhkan moral mereka. Kartini meskipun berasal dari kaum ningrat, tapi pendidikan Barat yang dikenyamnya telah mengajarkan kepadanya bahwa Timur itu rendah dan Barat itu mulia. Kartini bukannya tidak menyadari indoktrinasi ini, tapi kenyataan yang dilihatnya belum lagi dapat dibantah. Dalam dunia pendidikan misalnya, Kartini melihat perbedaan yang menyolok, antara apa yang dimiliki oleh Belanda dengan apa yang baru dapat dicapai oleh Bumiputera.
Bolehlah, negeri Belanda merasa berbahagia, memiliki tenaga-tenaga ahli, yang amat bersungguh mencurahkan seluruh akal dan pikiran dalam bidang pendidikan dan pengajaran remaja-remaja Belanda. Dalam hal ini anak-anak Belanda lebih beruntung dari pada anak-anak Jawa, yang telah memiliki buku selain buku pelajaran sekolah. [Surat Kartini kepada Ny. Van Kol, 20 Agustus 1902]
Dari sini nampak bahwa Kartini menyadari pentingnya peranan buku dalam mencerdaskan kehidupan anak manusia. Kalau masa kini, kebudayaan membaca terkalahkan oleh kebudayaan video, apakah jawabnya adalah Kartini masa kini sudah lebih maju dalam hal mendidik anak-anak mereka?
Aku mau meneruskan pendidikanku ke Holland, karena Holland akan menyiapkan aku lebih baik untuk tugas besar yang telah kupilih. [Surat Kartini kepada Ny. Ovink Soer, 1900]
Agar setaraf dengan Barat, Kartini merasa perlu untuk mengejar ilmu ke Barat. Barat adalah kiblat Kartini setelah melepaskan diri dari kungkungan adat.
Pergilah ke Eropa. Itulah cita-citaku sampai nafasku yang terakhir. Surat Kartini kepada Stella [12 Januari 1900]
- J.H. Abendanon
Abendanon datang ke Hindia-Belanda pada tahun 1900. Ia ditugaskan oleh Nederland untuk melaksanakan Politik Etis. Tugasnya adalah sebagai Direktur Departemen Pendidikan, Agama dan Kerajinan. Karena 'orang baru' di Hindia-Belanda, Abendanon tidak mengetahui keadaan masyarakat Hindia-Belanda dan tidak paham bagaimana dan dari mana ia memulai programnya. Untuk keperluan itu, Abendanon banyak meminta nasihat dari teman sehaluan politiknya, Snouck Hurgronye, seorang orientalis yang terkenal sebagai arsitek perancang kemenangan Hindia-Belanda dalam Perang Aceh. Lebih jauh, Hurgronye mempunyai konsepsi yang disebut sebagai Politik Asosiasi, yaitu suatu usaha agar generasi muda Islam mengidentifikasikan dirinya dengan Barat. Menurut keyakinannya, golongan yang paling keras menentang penjajah Belanda adalah golongan Islam, terutama golongan santrinya. Memasukkan peradaban Barat dalam masyarakat pribumi adalah cara yang paling jitu untuk membendung dan akhirnya mengatasi pengaruh Islam di Hindia Belanda. Tidak mungkin membaratkan rakyat bumiputera, kecuali jika ningratnya telah dibaratkan. Untuk tujuan itu, maka langkah pertama yang harus diambil adalah mendekati kalangan ningrat terutama yang Islamnya teguh, untuk kemudian dibaratkan. Hurgronye menyarankan Abendanon untuk mendekati Kartini, dan untuk tujuan itulah Abendanon membina hubungan baik dengan Kartini. Kelak, Abendanonlah yang paling gigih berusaha menghalangi Kartini belajar ke Nederland. Ia tidak ingin Kartini lebih maju lagi.
- E.E. Abendanon (Ny. Abendanon)
Dia adalah pendamping setia suaminya dalam menjalankan tugasnya mendekati Kartini. Sampai menjelang akhir hayatnya, Kartini masih membina hubungan korespondensi dengannya.
- Dr. Adriani
Keluarga Abendanon pernah mengundang keluarga Kartini ke Batavia. Di Batavia inilah, Ny. Abendanon memperkenalkan Kartini dengan Dr. Adriani. Ia seorang ahli bahasa serta pendeta yang bertugas menyebarkan kristen di Toraja, Sulawesi Selatan. Dr Adriani berada di Batavia dalam rangka perlawatannya keliling Jawa dan Sumatera. Untuk selanjutnya, Dr. Adriani menjadi teman korespondensi Kartini yang intim.
- Annie Glasser
Ia adalah seorang guru yang memiliki beberapa akta pengajaran bahasa. Ia mengajarkan bahasa Perancis secara privat kepada Kartini tanpa memungut bayaran. Glasser diminta oleh Abendanon ke Kabupaten Jepara untuk mengamati dan mengikuti perkembangan pemikiran Kartini. Tidak mengherankan jika kelak Abendanon dapat mematahkan rencana Kartini untuk berangkat belajar ke Nederland, dengan mempergunakan diplomasi psikologis tingkat tinggi. Semua pihak telah gagal dalam segala upaya untuk menghalangi kepergian Kartini ke Belanda. Kartini telah berbulat tekad untuk ke Belanda. Tapi, tiba-tiba, Abendanon datang langsung dari Batavia ke Jepara untuk menemui Kartini tanpa perantaraan surat. Abendanon hanya berbicara beberapa menit saja dengan Kartini. Hasilnya? Kartini memutuskan untuk membatalkan keberangkatannya ke Belanda. Hal ini hanya mungkin jika Abandanon mengetahui secara persis kondisi psikologis Kartini; dan hal ini mudah baginya karena ia menempatkan Annie Glasser sebagai "mata-mata"nya.
- Stella (Estelle Zeehandelaar)
Sewaktu dalam pingitan (lebih kurang 4 tahun), Kartini banyak menghabiskan waktunya untuk membaca. Kartini tidak puas hanya mengikuti perkembangan pergerakan wanita di Eropa melalui buku dan majalah saja. Beliau ingin mengetahui keadaan yang sesungguhnya. Untuk itulah, beliau kemudian memasang iklan di sebuah majalah yang terbit di Belanda : "Hollandsche Lelie". Melalui iklan itu, Kartini menawarkan diri sebagai sahabat pena untuk wanita Eropa. Dengan segera iklan Kartini tersebut disambut oleh Stella, seorang wanita Yahudi Belanda. Stella adalah anggota militan pergerakan feminis di negeri Belanda saat itu. Ia bersahabat dengan tokoh sosialis; Ir. Van Kol, wakil ketua SDAQ (Partai Sosialis Belanda) di Tweede Kamer (Parlemen).
- Ir. Van Kol
Sebelum berkenalan dengan Kartini, Van Kol pernah tinggal di Hindia Belanda selama 16 tahun. Selain sebagai seorang insinyur, ia juga seorang ahli dalam masalah-masalah kolonial. Stella-lah yang selalu memberi informasi tentang Kartini kepadanya, sampai pada akhirnya ia berkesempatan datang ke Jepara dan berkenalan langsung dengan Kartini. Van Kol mendukung dan memperjuangkan kepergian Kartini ke negeri Belanda atas biaya Pemerintah Belanda. Namun, rupanya ada udang dibalik batu. Van Kol berharap dapat menjadikan Kartini sebagai "saksi hidup" kebobrokan pemerintah kolonial Hindia-Belanda. Semua ini untuk memenuhi ambisinya dalam memenangkan partainya (sosialis) di Parlemen.
- Nellie Van Kol (Ny. Van Kol)
Ia adalah seorang penulis yang mempunyai pendirian humanis dan progresif. Dialah orang yang paling berperan dalam mendangkalkan aqidah Kartini. Pada walnya, ia bermaksud untuk mengkristenkan Kartini, dengan kedatangannya seolah-olah sebagai penolong yang mengangkat Kartini dari ketidakpedulian terhadap agama. Memang, agaknya setelah perkenalannya dengan Ny. Van Kol, Kartini mulai perduli dengan agamanya, Islam. Kepeduliannya ditandai dengan diakhiri gerakan "mogok shalat" dan "mogok ngaji".
Sekarang kami merasakan badan kami lebih kokoh, segala sesuatu tampak lain sekarang. Sudah lama cahaya itu tumbuh dalam hati sanubari kami; kami belum tahu waktu itu, dan Nyonya Van Kol yang menyibak tabir yang tergantung di hadapan kami. Kami sangat berterima kasih kepadanya. [Surat Kartini kepada Ny. Ovink Soer, 12 Juni 1902]
Setelah Kartini kembali menaruh perhatian pada masalah-masalah agama, mulailah Nellie Van Kol melancarkan missi kristennya.
Nyonya Van Kol banyak menceritakan kepada kami tentang Yesus yang tuan muliakan itu, tentang rasul-rasul Petrus dan Paulus, dan kami senang mendengar semua itu [Surat Kartini kepada Dr. Adriani, 5 Juli 1902]
Nyonya van Kol gagal untuk mengkristenkan Kartini secara formal, tapi ia berhasil untuk memasukkan nilai kristen ke dalam keislaman Kartini. Dalam banyak suratnya Kartini menyebut ALLAH dalam konsep trinitas.
Malaikat yang baik beterbangan di sekeliling saya dan Bapak yang ada di langit membantu saya dalam perjuangan saya dengan bapakku yang ada di dunia ini. [Surat Kartini kepada Ny. Ovink Soer, 12 Juli 1902]
Pada masa kecilnya, Kartini mempunyai pengalaman yang tidak menyenangkan ketika belajar mengaji (membaca Al-Quran). Ibu guru mengajinya memarahi beliau ketika Kartini menanyakan makna dari kata-kata Al-Quran yang diajarkan kepadanya untuk membacanya. Sejak saat itu timbullah penolakan pada diri Kartini.
"Mengenai agamaku Islam, Stella, aku harus menceritakan apa? Agama Islam melarang umatnya mendiskusikannya dengan umat agama lain. Lagi pula sebenarnya agamaku karena nenek moyangku Islam. Bagaimana aku dapat mencintai agamaku, kalau aku tidak mengerti, tidak boleh memahaminya? Al-Quran terlalu suci, tidak boleh diterjemahkan kedalam bahasa apa pun. Di sini tidak ada orang yang mengerti bahasa Arab. Di sini orang diajar membaca Al-Quran tetapi tidak mengerti apa yang dibacanya. Kupikir, pekerjaan orang gilakah, orang diajar membaca tapi tidak diajar makna yang dibacanya itu. Sama saja halnya seperti engkau mengajarkan aku buku bahasa Inggris, aku harus hafal kata demi kata, tetapi tidak satu patah kata pun yang kau jelaskan kepadaku apa artinya. Tidak jadi orang sholeh pun tidak apa-apa, asalkan jadi orang yang baik hati, bukankah begitu Stella?" [Surat Kartini kepada Stella, 6 November 1899]
"Dan waktu itu aku tidak mau lagi melakukan hal-hal yang tidak tahu apa perlunya dan apa manfaatnya. Aku tidak mau lagi membaca Al-Quran, belajar menghafal perumpamaan-perumpamaan dengan bahasa asing yang tidak aku mengerti artinya, dan jangan-jangan guru-guruku pun tidak mengerti artinya. Katakanlah kepadaku apa artinya, nanti aku akan mempelajari apa saja. Aku berdosa, kitab yang mulia itu terlalu suci sehingga kami tidak boleh mengerti apa artinya. [Surat Kartini kepada E.E. Abendanon, 15 Agustus 1902]
Sampai suatu ketika Kartini berkunjung ke rumah pamannya, seorang Bupati di Demak (Pangeran Ario Hadiningrat). Di Demak waktu itu sedang berlangsung pengajian bulanan khusus untuk anggota keluarga. Kartini ikut mendengarkan pengajian tersebut bersama para raden ayu yang lain, dari balik tabir. Kartini tertarik pada materi pengajian yang disampaikan Kyai Haji Mohammad Sholeh bin Umar, seorang ulama besar dari Darat, Semarang, yaitu tentang tafsir Al-Fatihah. Kyai Sholeh Darat ini - demikian ia dikenal - sering memberikan pengajian di berbagai kabupaten di sepanjang pesisir utara. Setelah selesai acara pengajian Kartini mendesak pamannya agar bersedia menemani dia untuk menemui Kyai Sholeh Darat. Inilah dialog antara Kartini dan Kyai Sholeh Darat, yang ditulis oleh Nyonya Fadhila Sholeh, cucu Kyai Sholeh Darat :
"Kyai, perkenankanlah saya menanyakan, bagaimana hukumnya apabila seorang yang berilmu, namun menyembunyikan ilmunya?"
Tertegun Kyai Sholeh Darat mendengar pertanyaan Kartini yang diajukan secara diplomatis itu.
"Mengapa Raden Ajeng bertanya demikian?". Kyai Sholeh Darat balik bertanya, sambil berpikir kalau saja apa yang dimaksud oleh pertanyaan Kartini pernah terlintas dalam pikirannya.
"Kyai, selama hidupku baru kali inilah aku sempat mengerti makna dan arti surat pertama, dan induk Al-Quran yang isinya begitu indah menggetarkan sanubariku. Maka bukan buatan rasa syukur hati aku kepada Allah, namun aku heran tak habis-habisnya, mengapa selama ini para ulama kita melarang keras penerjemahan dan penafsiran Al-Quran dalam bahasa Jawa. Bukankah Al-Quran itu justru kitab pimpinan hidup bahagia dan sejahtera bagi manusia?"
Setelah pertemuannya dengan Kartini, Kyai Sholeh Darat tergugah untuk menterjemahkan Al-Quran ke dalam bahasa Jawa. Pada hari pernikahan Kartini, Kyai Sholeh Darat menghadiahkan kepadanya terjemahan Al-Quran (Faizhur Rohman Fit Tafsiril Quran), jilid pertama yang terdiri dari 13 juz, mulai dari surat Al-Fatihah sampai dengan surat Ibrahim. Mulailah Kartini mempelajari Islam dalam arti yang sesungguhnya. Tapi sayang tidak lama setelah itu Kyai Sholeh Darat meninggal dunia, sehingga Al-Quran tersebut belum selesai diterjemahkan seluruhnya ke dalam bahasa Jawa. Kalau saja Kartini sempat mempelajari keseluruhan ajaran Islam (Al-Quran) maka tidak mustahil ia akan menerapkan semaksimal mungkin semua hal yang dituntut Islam terhadap muslimahnya. Terbukti Kartini sangat berani untuk berbeda dengan tradisi adatnya yang sudah terlanjur mapan. Kartini juga memiliki modal kehanifan yang tinggi terhadap ajaran Islam. Bukankah pada mulanya beliau paling keras menentang poligami, tapi kemudian setelah mengenal Islam, beliau dapat menerimanya. Saat mempelajari Al-Islam lewat Al-Quran terjemahan berbahasa Jawa itu, Kartini menemukan dalam surat Al-Baqarah ayat 257 bahwa ALAH-lah yang telah membimbing orang-orang beriman dari gelap kepada cahaya (Minazh-Zhulumaati ilan Nuur). Rupanya, Kartini terkesan dengan kata-kata Minazh-Zhulumaati ilan Nuur yang berarti dari gelap kepada cahaya. Karena Kartini merasakan sendiri proses perubahan dirinya, dari pemikiran tak-berketentuan kepada pemikiran hidayah. Dalam banyak suratnya sebelum wafat, Kartini banyak sekali mengulang-ulang kalimat "Dari Gelap Kepada Cahaya" ini. Karena Kartini selalu menulis suratnya dalam bahasa Belanda, maka kata-kata ini dia terjemahkan dengan "Door Duisternis Tot Licht". Karena seringnya kata-kata tersebut muncul dalam surat-surat Kartini, maka Mr. Abendanon yang mengumpulkan surat-surat Kartini menjadikan kata-kata tersebut sebagai judul dari kumpulan surat Kartini. Tentu saja ia tidak menyadari bahwa kata-kata tersebut sebenarnya dipetik dari Al-Quran. Kemudian untuk masa-masa selanjutnya setelah Kartini meninggal, kata-kata Door Duisternis Tot Licht telah kehilangan maknanya, karena diterjemahkan oleh Armijn Pane dengan istilah "Habis Gelap Terbitlah Terang". Memang lebih puitis, tapi justru tidak persis.
Setelah Kartini mengenal Islam sikapnya terhadap Barat mulai berubah :
"Sudah lewat masanya, tadinya kami mengira bahwa masyarakat Eropa itu benar-benar satu-satunya yang paling baik, tiada taranya. Maafkan kami, tetapi apakah ibu sendiri menganggap masyarakat Eropa itu sempurna? Dapatkah ibu menyangkal bahwa dibalik hal yang indah dalam masyarakat ibu terdapat banyak hal-hal yang sama sekali tidak patut disebut sebagai peradaban?" [Surat Kartini kepada Ny. Abendanon, 27 Oktober 1902]
Kartini juga menentang semua praktek kristenisasi di Hindia Belanda :
"Bagaimana pendapatmu tentang Zending, jika bermaksud berbuat baik kepada rakyat Jawa semata-mata atas dasar cinta kasih, bukan dalam rangka kristenisasi? .... Bagi orang Islam, melepaskan keyakinan sendiri untuk memeluk agama lain, merupakan dosa yang sebesar-besarnya. Pendek kata, boleh melakukan Zending, tetapi jangan mengkristenkan orang. Mungkinkah itu dilakukan?" [Surat Kartini kepada E.E. Abendanon, 31 Januari 1903]
Bahkan Kartini bertekad untuk memenuhi panggilan surat Al-Baqarah ayat 193, berupaya untuk memperbaiki citra Islam selalu dijadikan bulan-bulanan dan sasaran fitnah. Dengan bahasa halus Kartini menyatakan :
"Moga-moga kami mendapat rahmat, dapat bekerja membuat umat agama lain memandang agama Islam patut disukai." [Surat Kartini kepada Ny. Van Kol, 21 Juli 1902]
"Pergilah. Laksanakan cita-citamu. Kerjalah untuk hari depan. Kerjalah untuk kebahagiaan beribu-ibu orang yang tertindas dibawah hukum yang tidak adil dan paham-paham yang palsu tentang mana yang baik dan mana yang buruk. Pergi. Pergilah. Berjuanglah dan menderitalah, tetapi bekerjalah untuk kepentingan yang abadi" [Surat Kartini kepada Ny. Van Kol, 21 Juli 1902]
Petikan suratnya berikut ini adalah cita-cita Kartini yang banyak salah dimengerti :
"Kami di sini memohon diusahakan pengajaran dan pendidikan anak perempuan, bukan sekali-kali karena kami menginginkan anak-anak perempuan itu menjadi saingan laki-laki dalam perjuangan hidupnya. Tapi karena kami yakin akan pengaruhnya yang besar sekali bagi kaum wanita, agar wanita lebih cakap melakukan kewajibannya, kewajiban yang diserahkan alam sendiri ke dalam tangannya: menjadi ibu, pendidik manusia yang pertama-tama. [Surat Kartini kepada Prof. Anton dan Nyonya, 4 Oktober 1902]
Inilah gagasan Kartini yang sebenarnya, namun kenyataannya sering diartikan secara sempit dengan satu kata: emansipasi. Sehingga setiap orang bebas mengartikan semaunya sendiri.
8. Pelajaran Bagi Umat Islam
Wallahu'alam bissawab.
Selasa, 14 Agustus 2007
KunJungan WiSata
lokasi di benteng portugis yang salah satu andalan wisata di kota kelahiran ku yang sangat nyaman, sejuk, bersih, dan romantis, kalo kita naik ke atas bentengnya bisa liat-liat pemandangan di bawah yang gak kalah indahnya.
Jumat, 27 Juli 2007
NiLai BeKerja...?
Apa sihh yang terlintas ketika denger kata "bekerja" ?
Respon pertama yang paling cepat adalah "kerja di mana" ?,
Respon kedua yang teringat adalah "kerja apa" ?
Respon ketiga yang juga mesti teringat adalah "gajinya berapa" ?
Pernah nggak siih merasa terusik dengan respon awal ketika kata bekerja itu muncul ?
Bagi yang sudah mapan bekerja di tempat yang bonafid. mudah sekali menjawab ini..
bahkan sering kali ia akan menunggu kalimat ini muncul ketika bertemu orang baru..
ya kann...?
tapi bagi mereka yang masih job seeker, bekerja di tempat yang nggak begitu bonafid,
bekerja freelance, bekerja merintis sebagai pengusaha.. bakalan betee banget denger kalimat ini..
bener nggak..?Kenapa yaa..
sebagian besar dari kita-kita sangat mengagung-agungkan bekerja di sebuah perusahaan yang bonafid..
yaa.. nggak salah juga sihh . wajar banget bila hampir semua orang memiliki keinginan seperti itu..
tapi bukan berarti nih. mereka yang bekerja selain di perusahaan besar dan nggak bonafid, atau bahkan yang bekerja sendiri harus maludengan status pekerjaannya..
nilai bekerja kadang diasumsikan dengan kantor yang wah dan kheren dengan gaji yang siipp..
padahal, coba dehh kalo kita melihat nilai bekerja dari sisi lain..
kerja kan inti nya adalah create something, yang bisa menghasilkan untuk hidup.. earn for living..
so, apapun yang kita lakukan dimana kita sudah melakukan proses do something dan kita bisa mendapatkan hasil untuk hidup dari situ.. itu sudah bisa dikatakan bekerja..
cuman sekarang adalah.. bagaimana kita memberi nilai terhadap apa yang kita lakukan.
apakah kita sudah merasa puas dengan itu, kita beri nilai positif atau negatif ?apakah kita memberi status pada aktivitas itu, ya tergantung kita mau beri status bekerja atau tidak..
namun yang paling penting nihh..
apakah kita sudah menghargai hasil usaha kita..?
apapun hasil usaha kita, sebesar apapun..
berikan nilai positif terhadap apa yang sudah kita lakukan, karena ini berarti kita menghargai apapun yang telah hasilkan dalam hidup.. walau masih sebiji semangka sekalipun..
dan berilah komitmen 100% terhadap apa yang telah kita lakukan..
komitmen 100% ini akan menghasilkan sesuatu yang sangat tak terduga..
karena itulah kita.. diri kita yang sebenernya..
yang bisa menghasilkan sesuatu..
trus, mana duitnya..?
eh, tau nggak sihh.. komitmen 100% dari apa yang kita lakukan.. akan berbuah duit juga kok..
coba aja dehhh....
Rabu, 25 Juli 2007
MeNu kHas NdEso (KaTroK)
Dhapur MbaK Yu GuE, menu asli ndeso rasanya nyamplengi.
Dapur Khas Ndeso..............................>sayur ndeso. )) ))
menu yang sebelah ini kesukaanku, rasanya enak kalo-kalo gak ketemu lama ama menu yang satu ini rasanya gak karuan n' ngangeni khas ndeso.
Dan yang di atas ini juga dari ndeso, ubi
ubi ini kalo di buat getuk rasanya gak ngalahin ama roti, masih banyak macam-macam aneka makanan dari ubi, khas ndeso, ho ho ho, dan udah pernah menang dalam lomba masakan ubi nomer satu lagi tentu dari depan.
yang sebelah kanan atas lah yang membuat khas masakan ndeso, mbak Yu ini juga dari ndeso juga, senangnya masak-masak terus di kasihkan tetangga untuk ngincipi he he he mau............? kalo udah masak wa.......h gak mau di gangu alias sibu.........k, awas kalo ganggu tak masak sekalian hi hi hi katanya.
sambal namanya sambal setan, kenapa karena sambal nya sangat pedes/panas, sampe-sampe yang ngrasain sambal ini samapi keluar keringat dan bener-bener mantap. sambal ini yang buat Mbak Yu tadi kelihatan dari jarinya udah gak sabar untuk ngincipi nya ho ho ho mantap,
mbak yu juga bisa masak dari bahan-bahan ndeso dan rasanya juga enak leyat.
semua bahan dari ndeso masak apa aja di ambilnya dari ladang di sebelah rumah. dan yang satu ini memang HOT.
Senin, 23 Juli 2007
Ciuman adalah gaya tarik menarik antara dua mulut dimana jarak antara satu titik dengan titik yang lain
adalah = nol.
Ciuman adalah reaksi akibat interaksi dari senyawa yg dikeluarkan oleh dua hati
Ciuman adalah pertukaran bakteri uniseksual di dalam air liur.
Ciuman adalah menyatunya dua otot orbicularisoris dalam keadaan kontraksi
Ciuman adalah sesuatu di mana permintaan lebih besar drpd penawaran
Ciuman adalah kejadian yang peluangnya bisa sangat tergantung dari angka statistik berikut:36-24-36
Ciuman Adalah bertemu antara ion positif dan negatif yang mengakibatkan arus lemah menjadi arus kua
Ciuman adalah proses pendiaknosaaan fisik secara langsung yang mengakibatkan aliran darah ke organ reproduksi meningk
Ciuman adalah proses penjiwaan terhadap pola pikir seseorang untuk mengetahui akan kenikmatan
If kiss >/= Hot then go to bed room else go to bathroom en
Ciuman adalah sesuatu yang indah bila dinikmati bersama
Ciuman adalah kemampuan untuk mentransformasi gesekan-gesekan konflik dari dua kelompok berbeda sehingga bisa menghasilkan sesuatu yang positif (win-win solution
Ciuman itu gambling, sekarang nyium tinggal tunggu balasannya, digampar ato dibalas cium
Ciuman adalah suatu peregangan, pemanasan untuk olahraga yang lebih berat.
Ciuman adalah hak yang dimiliki oleh seorang pasangan yang hubungannya telah diakui oleh negara berdasarkan hukum dan undang-undang yang berlaku.
Ciuman adalah berasal dari sebuah kata dasar; CIUM, yang mendapatkan akhiran AN.
Ciuman adalah suatu teknik rangsangan dan pemanasan (foreplay) dimana tahapan ini menyentuh titik titik rangsangan di seluruh tubuh…